Tak Harus Dengan Alasan




Menikmati segelas cokelat hangat adalah cara gue untuk mengistirahatkan pikiran dari aktifitas dan kesibukan. Sambil scrolling timeline twitter sampe tangan gue keram. Gue lalu terhenti ketika membuka tab mention dan melihat sebuah mention yang isinya kurang lebih adalah pertanyaan “bang, kenapa sekarang jarang ngetweet puisi? Kangen tweet-tweetnya.”

Akhir-akhir ini gue akui, gue agak jarang ngetweet puisi di twitter karena sibuk…
“terlalu banyak rencana di kepalaku hingga bertemu rindu pun, aku tak mampu.” Mulai….
Makanya gue bikin segmen #MenulisSurat untuk mengobati kerinduan para pembaca tweet-tweet puisi gue. Kalo biasanya di blog gue absurd akan ada sedikit perbedaan karena gue juga puitis di blog. Nggak ada yang salah untuk setiap orang berkarya seluas apapun. Karya terbaikmu adalah karya-karya yang belum kamu tuliskan. Jangan pernah berhenti berkarya!

Postingan kali ini gue mau nulis puisi yang pernah gue gunakan buat nembak cewek karena pada saat itu dia sedikit bertanya kenapa gue bisa cinta sama dia?

….

Cinta…
Kau tanya mengapa ku mencinta?
Maka lihatlah kedua bola mataku!
Cintamu yang telah meninggalkan jejak disana.

Kau tanya lagi kenapa itu kau?
Maka jawabku pun, menatapmu.
Kau yang telah menjatuhkanku dalam cinta.

Lantas kau masih tetap tak mengerti?
Maka aku… akupun sama… aku tak mengerti.
Karna bagiku, cinta tak harus selalu diiringi alasan.

*langsung jadian* :))

4 comments

Wuehehe.. enak banget kalo nembak pake puisi langsung jadian. :v

Mimpi-mimpipenulisamatir.blogspot.com

Reply

Hahaha iya nih tumben pake puisi. Biasanya kan... ngga jadi deh. Haha. Asik asik jos!

Reply

Mampir ah ke blog suhu biar dimampirin balik

Reply

Post a Comment